Lambang Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI)
Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) adalah
organisasi nasional
Indonesia yang membawahi kegiatan
Pencak silat secara resmi , antara lain menyelenggarakan pertandingan, membakukan peraturan dan lain-lain.
Sejarah
Pencak silat
sebagai bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia berkembang sejalan
dengan sejarah masyarakat Indonesia yang sangat baik. Dengan aneka ragam
situasi geografis dan etnologis serta perkembangan zaman yang dialami
oleh bangsa Indonesia, Pencak Silat dibentuk oleh situasi dan
kondisinya. Kini Pencak Silat kita kenal dengan wujud dan corak yang
beraneka ragam, namun mempunyai aspek-aspek yang sama.
Pencak Silat merupakan unsur-unsur kepribadian bangsa Indonesia yang
dimiliki dari hasil budi daya yang turun temurun. Sampai saat ini belum
ada naskah atau himmpunan mengenai sejarah pembelaan diri bangsa
Indonesia yang disusun secara alamiah dan dapat dipertanggung jawabkan
serta menjadi sumber bagi pengembangan yang lebih teratur.
Hanya secara turun temurun dan bersifat pribadi atau kelompok latar
belakang dan sejarah pembelaan diri inti dituturkan. Sifat-sifat
ketertutupan karena dibentuk oleh zaman penjajahan pada masa lalu
merupakan hambatan pengembangan di mana kini kita yang menuntut
keterbukaan dan pemassalan yang lebih luas.
Perkembangan pada zaman sebelum penjajahan Belanda
Nenek moyang kita telah mempunyai peradaban yang tinggi, sehingga
dapat berkembang menjadi rumpun bangsa yang maju. Daerah-daerah dan
pulau-pulau yang dihuni berkembang menjadi masyarakat dengan tata
pemerintahan dan kehidupan yang teratur. Tata pembelaan diri di zaman
tersebut yang terutama didasarkan pada kemampuan pribadi yang tinggi,
merupakan dasar dari sistem pembelaan diri, baik dalam menghadapi
perjuangan hidup maupun dalam pembelaan berkelompok.
Para ahli pembelaan diri dan pendekar mendapat tempat yang tinggi di
masyarakat. Begitu pula para empu yang membuat senjata pribadi yang
ampuh seperti keris, tombak dan senjata khusus. Pasukan yang kuat di
zaman Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit serta kerajaan lainnya pada masa
itu terdiri dari prajurit-prajurit yang mempunyai keterampilan pembelaan
diri individual yang tinggi. Pemukupan jiwa keprajuritan dan kesatriaan
selalu diberikan untuk mencapai keunggulan dalam ilmu pembelaan diri.
Untuk menjadi prajurit atau pendekar diperulan syarat-syarat dan latihan
yang mendalam di bawah bimbingan seorang guru. Pada masa perkembangan
agama Islam ilmu pembelaan diri dipupuk bersama ajaran kerohanian.
Sehingga basis-basis agama Islam terkenal dengan ketinggian ilmu bela
dirinya. Jelaslah, bahwa sejak zaman sebelum penjajahan Belanda kita
telah mempunyai sistem pembelaan diri yang sesuai dengan sifat dan
pembawaan bangsa Indonesia.
Perkembangan Pencak Silat pada zaman penjajahan Belanda
Suatu pemerintahan asing yang berkuasa di suatu negeri jarang sekali
memberi perhatian kepada pandangan hidup bangsa yang diperintah.
Pemerintah Belandan tidak memberi kesempatan perkembangan Pencak Silat
atau pembelaan diri Nasional, karena dipandang berbahaya terhadap
kelangsungan penjajahannya. Larangan berlatih bela diri diadakan bahkan
larangan untuk berkumpul dan berkelompok. Sehingga perkembangan
kehidupan Pencak Silat atau pembelaan diri bangsa Indonesia yang dulu
berakar kuat menjadi kehilangan pijakan kehidupannya. Hanya dengan
sembunyi-sembunyi dan oleh kelompok-kelompok kecil Pencak Silat
dipertahankan. Kesempatan-kesempatan yang dijinkan hanyalah berupa
pengembangan seni atau kesenian semata-mata masih digunakan di beberapa
daerah, yang menjurus pada suatu pertunjukan atau upacara saja. Hakekat
jiwa dan semangat pembelaan diri tidak sepenuhnya dapat berkembang.
Pengaruh dari penekanan di zaman penjajahan Belanda ini banyak mewarnai
perkembangan Pencak Silat untuk masa sesudahnya.
Perkembangan Pencak Silat pada pendudukan Jepang
Politik Jepang terhadap bangsa yang diduduki berlainan dengan politik
Belanda. Terhadap Pencak Silat sebagai ilmu Nasional didorong dan
dikembangkan untuk kepentingan Jepang sendiri, dengan mengobarkan
semangat pertahanan menghadapi sekutu. Di mana-mana atas anjuran
Shimitsu diadakan pemusatan tenaga aliran Pencak Silat. Di seluruh Jawa
serentak didirkan gerakan Pencak Silat yang diatur oleh Pemerintah. Di
Jakarta pada waktu itu telah diciptakan oleh para pembina Pencak Silat
suatu olarhaga berdasarkan Pencak Silat, yang diusulkan untuk dipakai
sebagai gerakan olahraga pada tiap-tiap pagi di sekolah-sekolah. Usul
itu ditolak oleh Shimitsu karena khawatir akan mendesak Taysho, Jepang.
Sekalipun Jepang memberikan kesempatan kepada kita untuk menghidupkan
unsur-unsur warisan kebesaran bangsa kita, tujuannya adalah untuk
mempergunakan semangat yang diduga akan berkobar lagi demi kepentingan
Jepang sendiri bukan untuk kepentingan Nasional kita.
Namun kita akui, ada juga keuntungan yang kita peroleh dari zaman
itu. Kita mulai insaf lagi akan keharusan mengembalikan ilmu Pencak
Silat pada tempat yang semula didudukinya dalam masyarakat kita.
Perkembangan Pencak Silat pada Zaman Kemerdekaan
Walaupun pada masa penjajahan Belanda Pencak Silat tidak diberikan
tempat untuk berkembang, tetapi masih banyak para pemuda yang
mempelajari dan mendalami melalui guru-guru Pencak Silat, atau secara
turun-temurun di lingkungan keluarga. Jiwa dan semangat kebangkitan
nasional semenjak Budi Utomo didirikan mencari unsur-unsur warisan
budaya yang dapat dikembangkan sebagai identitas Nasional. Menyadari
pentingnya mengembangkan peranan pencak silat maka dirasa perlu adanya
organisasi pencak silat yang bersifat nasional, yang dapat pula mengikat
aliran-aliran pencak silat di seluruh Indonesia. Pada tanggal 18 Mei
1948, terbentuklah Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI) dengan
susunan pengurus besar:
[1] Kini IPSI tercatat sebagai organisasi silat nasional tertua di dunia. Bapak-bapak pendiri IPSI adalah :
- Wongsonegoro : Ketua Pusat Kebudayaan Kedu
- Soeratno Sastroamidjojo : Sekretaris Pusat Kebudayaan Kedu
- Marjoen Soedirohadiprodjo: Pencak Silat Sumatra
- Dr. Sahar : SHO
- Soeria Atmadja : Pencak Silat Jawa Barat
- Soeljohadikoesoemo : Padepokan Setia Hati Madiun
- Rachmad Soeronegoro : Padepokan Setia Hati Madiun
- Moenadji : Padepokan Setia Hati Solo
- Roeslan : Padepokan Setia Hati Kediri
- Roesdi Iman Soedjono : Padepokan Setia Hati Kediri
- S. Prodjosoemitro : PORI bagian Pencak
- Moh. Djoemali : Padepokan Setia Hati Yogyakarta
- Margono : Padepokan Setia Hati Yogyakarta
- Soemali Prawirosoedirjo : Ketua Harian PORI
- Karnandi : Sekretaris Kementerian Pembangunan dan Pemuda
- Ali Marsaban : Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan
Program utama disamping mempersatukan aliran-aliran dan kalangan
Pencak Silat di seluruh Indonesia, IPSI mengajukan program kepada
Pemerintah untuk memasukan pelajaran Pencak Silat di sekolah-sekolah.
Usaha yang telah dirintis pada periode permulaan kepengurusan pada
tahun lima puluhan, yang kemudian kurang mendapat perhatian, mulai
dirintis dengan diadakannya suatu Seminar Pencak Silat oleh Pemerintah
pada tahun 1973 di Tugu, Bogor. Dalam Seminar ini pulalah dilakukan
pengukuhan istilah bagi seni pembelaan diri bagnsa Indonesia dengan nama
"Pencak Silat" yang merupakan kata majemuk. Di masa lalu tidak semua
daerah di Indonesia menggunakan istilah Pencak Silat. Di beberapa daerah
di jawa lazimnya digunakan nama Pencak sedangkan di Sumatera orang
menyebut Silat. Sedang kata pencak sendiri dapat mempunyai arti khusus
begitu juga dengan kata silat.
Pencak, dapat mempunyai pengertian gerak dasar bela diri, yang
terikat pada peraturan dan digunakan dalam belajar, latihan dan
pertunjukan.
Silat, mempunyai pengertian gerak bela diri yang sempurna, yang
bersumber pada kerohanian yang suci murni, guna keselamatan diri atau
kesejahteraan bersama, menghindarkan diri/ manusia dari bela diri atau
bencana. Dewasa ini istilah pencak silat mengandung unsur-unsur
olahraga, seni, bela diri dan kebatinan. Definisi pencak silat
selengkapnya yang pernah dibuat PB. IPSI bersama BAKIN tahun 1975 adalah
sebagai berikut :
Pencak Silat adalah hasil budaya manusia Indonesia untuk
membela/mempertahankan eksistensi (kemandirian) dan integritasnya
(manunggalnya) terhadap lingkungan hidup/alam sekitarnya untuk mencapai
keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Aspek dalam pencak silat
Pencak Silat sebagai ajaran kerohanian
Umumnya Pencak Silat mengajarkan pengenalan diri pribadi sebagai
insan atau mahluk hidup yang pecaya adanya kekuasaan yang lebih tinggi
yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Biasanya, Pencak Silat sebagai ajaran
kerohanian/kebatinan diberikan kepada siswa yang telah lanjut dalam
menuntut ilmu Pencak Silatnya. Sasarannya adalah untuk meningkatkan budi
pekerti atau keluhuran budi siswa. Sehingga pada akhirnya Pencak Silat
mempunyai tujuan untuk mewujudkan keselarasan/
keseimbangan/keserasian/alam sekitar untuk meningkatkan iman dan taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, guna mengisi Pembangunan Nasional Indonesia
dalam mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya yang Pancasilais.
Pencak Silat sebagai seni
Ciri khusus pada Pencak Silat adalah bagian kesenian yang di
daerah-daerah tertentu terdapat tabuh iringan musik yang khas. Pada
jalur kesenian ini terdapat kaidah-kaidah gerak dan irama yang merupakan
suatu pendalaman khusus (skill). Pencak Silat sebagai seni harus
menuruti ketentuan-ketentuan, keselarasan, keseimbangan, keserasian
antara wirama, wirasa dan wiraga.
Di beberapa daerah di Indonesia Pencak Silat ditampilkan hampir
semata-mata sebagai seni tari, yang sama sekali tidak mirip sebagai
olahraga maupun bela diri. Misalnya tari serampang dua belas di Sumatera
Utara, tari randai di Sumatera Barat dan tari Ketuk Tilu di Jawa Barat.
Para penari tersebut dapat memperagakan tari itu sebagai gerak bela
diri yang efektif dan efisien untuk menjamin keamanan pribadi.dari ujang
solok
Pencak Silat sebagai olahraga umum
Walaupun unsur-unsur serta aspek-aspeknya yang terdapat dalam Pencak
Silat tidak dapat dipisah-pisahkan, tetapi pembinaan pada jalur-jalur
masing-masing dapat dilakukan. Di tinjau dari segi olahraga kiranya
Pencak Silat mempunyai unsur yang dalam batasan tertentu sesuai dengan
tujuan gerak dan usaha dapat memenuhi fungsi jasmani dan rohani. Gerakan
Pencak Silat dapat dilakukan oleh laki-laki atau wanita, anak-anak
maupun orang tua/dewasa, secara perorangan/kelompok.
Usaha-usaha untuk mengembangkan unsur-unsur olahraga yang terdapat
pada Pencak Silat sebagai olahraga umum dibagi dalam intensitasnya
menjadi :
- Olahraga rekreasi
- Olahraga prestasi
- Olahraga massal
Pada seminar Pencak Silat di Tugu, Bogor tahun 1973, Pemerintah
bersama para pembina olahraga dan Pencak Silat telah membahas dan
menyimpulkan makalah-makalah :
- Penetapan istilah yang dipergunakan untuk Pencak Silat
- Pemasukan Pencak Silat sebagai kurikulum pada lembaga-lembaga pendidikan
- Metode mengajar Pencak Silat di sekolah
- Pengadaan tenaga pembina/guru Pencak Silat untuk sekolah-sekolah
- Pembinaan organisasi guru-guru Pencak Silat dan kegiatan Pencak Silat di lingkungan sekolah
- Menanamkan dan menggalang kegemaran serta memassalkan Pencak Silat di kalangan pelajar/mahasiswa.
Sebagai tindak lanjut dari pemikiran-pemikiran tersebut dan atas
anjuran Presiden Soeharto, program olahraga massal yang bersifat
penyegaran jasmani digarap terlebih dahulu, yang telah menghasilkan
program Senam Pagi Indonesia (SPI).
Pencak Silat sebagai olahraga prestasi (olahraga pertandingan)
Pertandingan pencak silat juga diadakan dan diikuti oleh beberapa
negara diluar asia, seperti Luxemburg, Perancis, Inggris, Denmark,
Jerman Barat, Suriname, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru.
Program pembinaan Pencak Silat
Pencak Silat sebagai budaya Nasional bangsa Indonesia mempunyai
banyak ragam khas maisng-masing daerah, jumlah perguruan/aliran di
segenap penjuru tanah air ini diperkirakan sebanyak 820
perguruan/aliran.
Oleh karena itu dirasakan perlu adanya pembinaan yang sistimatis
untuk melestarikan warisan nenek moyang kita. Terlebih-lebih setelah
Kungfu masuk IPSI, atas anjuran Pemerintah berdasarkan pertimbangan
lebih baik Kungfu berada di dalam IPSI sehingga lebih mudah dalam
mengadakan pengawasan dan pengendalian terhadapnya, sekaligus
menasionalisasikan.
Standarisasi yang telah dirintis pembuatannya, hanyalah untuk jurus
dasar bagi keperluan khusus olahraga dan bela diri. Sedangkan
pengembangannya telah diserahkan kepad setiap perguruan yang ada. Sistem
pembinaan yang dipakai oleh IPSI ialah setiap aspek yang ada dijadikan
jalur pembinaan, sehingga jalur pembinaan Pencak Silat meliputi :
- Jalur pembinaan seni
- Jalur pembinaan olahraga
- Jalur pembinaan bela diri
- Jalur pembinaan kebatinan
Keempat jalur ini diolah, dengan saringan dan mesin sosial budaya, yaitu Pancasila.
Referensi
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Penjasorkes